14 August 2008

Sebuah Nama

NAMANYA siapa? Atikah. Atikah siapa? Atikah thok (saja). Yah, itulah sekelumit percakapan yang sering kudengar, bila seseorang menanyakan nama kepada anakku. Sang penanya, selalu menanyakan kelanjutan nama anakku. Seolah sesuatu yang tidak lazim, ketika ada seorang anak mempunya nama yang singkat, satu kata.

Bagi kebanyakan orang, nama biasanya terdiri dari dua kata atau lebih. Ada yang memberi nama anaknya dengan cara ‘patungan’, nama sang ayah dan nama sang ibu digabung, atau sang ayah memberi nama ditambah dengan nama pemberian dari sang kakek, ditambah nama pemberian pak kiai, dan sebagainya.

Ada pula yang memberi nama diambil dari nama artis kesukaannya, dari bahasa jawa, inggris, indonesia, sanskerta, dan macam yang lainnya. Bahkan, ada juga yang memberi nama anaknya sesuai dengan jumlah kotak yang ada di formulir pendaftaran perguruang tinggi, tidak kurang dan tidak lebih!

Suatu ketika, anakku bertanya, siapa nama panjangnya. Dan ketika kujawab, namanya ya Atikah. Dia tidak terima. Karena ya itu tadi, dia selalu ditanya kelanjutan namanya. Rupanya dia juga ingin punya nama yang panjang seperti nama teman-temannya. Kalau sudah begitu, maka akan kujawab, namamu Atikah binti Abdul Hakim bin Muhammad. Dan setelah itu, ia akan tersenyum lebar. Puas.

‘Alaa kulli hal, nama adalah doa dan pengharapan kedua orang tua. Panjang atau pendek, memakai bahasa apapun, dengan cara apapun. Dan pertanyaaan, Atikah siapa? Akan tetap sering kudengar, dan anakku pun tidak akan bosan untuk menjawab, Atikah thok (saja).

1 komentar:

Anonymous said...

gimana kalau di tanya..... jawabnya atikah aza...

Post a Comment

Berikan komentar Anda dengan santun

 
free counters

Pokjar nGeblog